freedom of mine

beberapa hari ini , saya dilanda keresahan. memikirkan apa arti merdeka. bukan saya bukan mengulang sejarah ;). hanya saja saya mulai menyadari pribadi saya ini sangat membutuhkan jiwa kebebasan. saya memang baru menyadari saya tidak bisa berkarya dan bisa menikmati hidup jika saya masih dibawah tekanan orang lain, bukan berarti juga tekanan disini saya sedang dihimpit seseorang. bukan itu. ah bukan saya kalau hanya gertakan seseorang membuat saya mundur. hanya saja saya merasa hidup dengan terlalu bergantung kepada seseorang membuat mental saya cukup tidak sehat.

jujur saya ini tipikal orang yang tidak bisa menjilat-jilat pantat orang ( ih bayangin aja udah mulai eneg , okeh lupakan perumpamaan tadi , itu terlalu jorok :) ) namun saya hanya berpikir bahwa ketika apa yang seharusnya saya terima dengan kewajiban yang telah saya lakukan tampaknya semakin menggerus mental saja. saya mulai berpikir apakah saya kuat melewatinya?
Ah demi tuhan saya bukan tipikal arogansi yang tidak bisa berkerja sama dengan orang lain. saya sangat tahu posisi saya harus bagaimana. tapi jujur saja saya hanya memperlakukan orang lain dengan hormat yang saya akan beri dengan sewajarnya layaknya kami sama-sama manusia yang "wajib memperlakukan baik satu sama lainnya. tapi demi Tuhan untuk menjilat dan merengek-rengek terus , saya tidak sanggup Tuhan walaupun hal yang saya rengekkan adalah sepenuhnya hak saya.

beberapa teman mengatakan saya untuk bersabar, baiklah saya akan melakukannya. terkadang hal yang dirasa tidak menyenangkan belum tentu yang terburuk bukan. hanya saja merasa tidak bisa berbuat apa-apa. itu menyakitkan Tuhan. saya seperti dibelenggu dinding terus menerus. namun disatu sisi saya tidak bisa seenaknya keluar bukan. ada sisi yang lain yang masih harus dicarikan jalan keluar .

tapi pertanyaan ini muncul kapan saya mulai berani keluar mencari kebebasan saya yang sepertinya menuntut untuk ditemukan sekarang juga