HooneyBee_of_DramaQueenStoryTelling

created by Ona

Minggu, 24 Januari 2010

keheninganku untukMu

Dear Tuhan
Aku berburuk sangka kepada Mu . Maaf aku terlupa dari semua masalah yang datang bertubi-tubi kepadaku saat ini.
Sebenarnya bentuk penghormatanMU kepadaku, bahwa kau yakin aku bisa melewatinya.
Kau percaya kepadaku bahwa aku harus melewati jalan terbesar untuk semua hal kebaikan yang besar juga.
Oh terkadang aku benci kalau aku mulai menyerah, tapi aku terlupa aku pernah memintamu untuk kau percayai menjadi sesuatu yang besar.
Ah ini kah semua doa itu yang nantinya membawaku.

Terima kasih untuk itu.beri aku keyakinana atas semua ini. Hei terkadang aku menganggap diriku tidak setegar yang kukira.
Terima kasih semua ini tuhan. Sungguh tak bisa aku gambarkan aku menerima semua rahmatmu atas kehidupanku.
Sesuatu itu tidak abadi. Sesuatu itu hanya proses. Badai pasti berlalu. Hujan pun berganti pelangi.
Aku bisa melihat suatu keindahan dengan tulus hanya jika aku bisa melalui penghortanmu kepadaku atas semua masalah-masalah ini.

Tuhan beri aku kemudahan melewatinya. Beri aku keramahan terhdap semua yang datang dikehidupanku.
Keheningan malam ini milikmu. Sayup angin adalah buaianmy. Rahmatilah jalanku.
Sampaikan kepada malaikatmu untuk menjagaku. Aku butuh kekuatanmu wahai tuhan pemilik kehidupanku. Teramat sangat. Amien

musim semi ^-^

Bunga matahari itu menyapu mukaku. Menggeliti hangat hidungku. Merekahnya sinar matahari menyilaukan mataku.
Aku berdiri , kupicingkan mataku. Silaunya mengahalangiku melihat seberapa jelas sosok itu yang berlari kearahku.
Aku melihatnya dengan senyum merekah, dan dia memiliki gigi terindah yang pernah aku lihat. Rambut ikalnya berlari - lari menurut angin membawanya.
Nafasku memburu. Memberi tanda kepadanya bahwa aku berdiri di puncak.

Dia berhenti sebentar. Tampak ragu apakah itu aku. Tentu saja dia ragu aku saja tak yakin apakah memang dia berlari kerahku untuk menuju kepadaku.
Aku hanya memberikan tanda bahwa disini , dia bisa melihat hal terindah seperti yang aku lihat.
Sambil menunggunya aku menjumput bunga-bunga dari rumput laut yang merekah tak kalah indahnya.
Aku tidur dihamparan ladang bunga matahari. Mencium udara hangat musim semi. Wajah itu menutupi sinaran.
Aku membuka mata dia beridiri tepat diatasku. Menjulang dan lagi dia tersenyum kepadaku. Dia mengikuti apa yang sedang kulakukan.
Tidur dihamparan dan menutup mata. Angin bertiup kencang beriringan dan menggoyang dahan-dahan bunga matahari. Kakiku tergelitik.
Aku terbangun dari sesaat damai yang kurasakan. Tangan itu terulur dan mengajakku berdiri. Kami tertawa.
"Kemana?" Kataku
"Berpetualang" ajaknya
Dia setengah berlari , tangannya masih terjalin ditanganku.
"Jangan cepat-cepat"kataku
"Akan kutunjukkan tempat yang lebih indah untukmu" dia mengatakan kepadaku
"Ayooolah jangan malas, kau pasti menyukainya"
"Bagaimana bisa kau begitu yakin"
Dia tidak menjawab. Hanya saja aku percaya saja.
Memangnya ada yang lebih indah dari ini yah, tanyaku
Ada, disana kau bisa melihat beledu awan yang kau suka, kau bisa menepi ditepi an hulu sungai jika kau mau. Tapi aku
tidak bisa menghentikanmu jika kau langsung berlari kearah air itu. Kau suka air kan
Wow ini benar -benar berpetualang kataku
Pastinya dia menyahut.

part 6 -----> not the ends but begins for us

Hmm badai perasaan itu telah hilang. Aku sudah bisa tersenyum secerah merekahnya bunga matahari. Dijendela tampak cahaya matahri menyilaukan ruanganku. Aku bisa kembali menjadi diriku.
Tak kupungkiri, dia tidak bisa hilang. Aku hanya tahu di pernah hadir dikehidupanku. Apakah dia akan kembali? Aku pun tidak tahu. Aku hanya meyakini bahwa jeda waktu yang hilang diantara kami biarlah menjadi suatu ukuran bagiku.
Sampai sejauh mana aku mampu tulus berterima kasih. Terima kasih kepada si Pemilik semua kehidupankuM yang memang telah dirancangnya untukku.
Aku masih bertanya , iya. Setitik harapanku aku berharap ujung semua ini berakhir bahagia. Aku berhak untuk itu. Ruanganku tak sesuram kemarin. Cahaya terang tak lagi kihindari.
Aku membuka lebar-lebar sayap jendela. Bahkan semilir sejuknya angin sudah mulai bisa kurasakan. Adakalanya relung hati masih merasakan kesepian. Bahkan aku tak jua menemukan pelipur hati ini.
Tak apalah. Aku punya anjing. Tampaknya dia juga mrindukannya. Tak ada tuan yang menggendongnya lagi. Sedangkan aku? Huff terlalu berat bagiku menggendong anjingku yang tampaknya beratnya melebihi diriku sendiri.
Aku sedang menikmati musik clasic yang berdentang nyaring ceria. Aku menyendok besar-besar ice cream vanila stroberi chocolate. Hmm aku tak mengira kenapa aku begitu lama menyadari mempunyai waktu saat ini cukup menyenangkan.

Aku masih merasakan benda itu melingkar dijariku. Aku tidak tahu untuk apa aku tetap memakainya. Kami berdua bukan pemilik hati satu sama lainnya. Tapi entah kenapa tetap memakai benda itu membuat meyakini sebuah harapan.
Bahwa kami berdua akan baik-baik di masa mendatang. Aku semakin meyakini kami berdua sepenuhnya milik pencipta kami. Tidak satupun yang berhak atas kami berdua selain pemilik kehidupan kami berdua. Aku telah jalani semua tanpa dirimu. Aku tak pungkiri separuh hilang saat dia pergi.
Tapi aku juga tahu hidup harus terus berjalan melewati waktu. Berputar terus berganti musim sampai tiba waktunya nanti kami berdua pada suatu titik dimana kita akan bertemu diujung semua peristiwa ini.
Aku sudah terlanjur mencintainya. Aku tak berniat menghapusnya.

Aku hanya belajar meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya. Aku tak akan mengontrolnya. Aku tak akan mengendalikannya.
Aku memberikan waktu bagiku dan dia untuk mengetahui sampai sejauh mana alam semesta berkehendak bagi kami.yang membuatku yakin menjalaninya semua ini adalah kami hanya perlu jujur satu sama lainnya.
Dan aku belum sanggup berkata itu. Aku belum siap kepadanya untuk memintanya. Aku belum siap memberitahunya bahwa aku butuh dia. Dan aku belum siap mengatakan kepadanya aku mencintainya.
Aku belum siap memberitahu dia bahwa sepenggal jiwaku serasa berbeda ketika dia tidak ada.

Nanti, jika aku sudah siap dengan segala konsekuensinya. Aku perlu tahu apa yang membuatku bisa mengatakan yah aku mencintai pria ini. Tapi aku perlu juga untuk ruang terhadap segala perasaan yang masih asing ini.
Aku masih tak nyaman bahwa perasaan ku bisa berubah hanya karena kehadirannya menyerbu jiwa. Berhenti sebentar, dan aku membiarkan jedah kepada kami berdua.
Saat ini biarlah kami mencari jalan masing-masing. Jalan yang kuga tak kumengerti. Sebenarnya apa yang kami cari????
Biarlah jika si pemilik kehidupan kami berharap kami kembali, aku yakin kami akan kembali. Keyakinanku bahwa kami akan baik-baik saja dimasa mendatanglah.
Yang saat ini memberiku suatu keiklasan melepasnya. Kami burung dalam sangkar yang memerlukan nafas. Nafas bagi relung pribadi kami.

Oh, suamiku aku yakin kita berdua akan baik-baik saja dimasa mendatang. Aku yakin kita akan kembali. Kapan kah itu? Aku tidak tahu. Tapi perasaanku mengatakan secepatnya beb.
Hei aku semakin yakin sesungguhnya kita berdua masih ada cinta dan uhh aku yakin kita berdua saling membutuhkan. Itu tidak bosisa kaupungkiri. Aku yakin itu. Setiap malam walau ragamu tak disisiku.
Aku tahu kau memikirkanku setiap detik langkahmu. Kau tak mampu menyembunyikan dari diriku. Tak apalah jika saat ini kita berdua tak mau jujur. Biarlah kau memerlukan ber$ain-main sayang.
Yah aku tahu itu. Baiklah bermainlah. Oh aku mencintaimu tapi aku melepasmu. Ingat kita punya janji yang harus kita penuhi. Kita tahu kita berdua akan baik-baik dimasa mendatang.
Kita berdua akan kembali lagi didalam sangkar. Kita akan bersama dengan suatu perbedaan besar bahwa kita bersama karena kita butuh. Kita akan menjadi dua manusia yang berbeda ketika nanti kita bertemu disini, diwaktu yang telah kita janjikan. Terbanglah, aku mencintaimu, teramat sangat.

Kamis, 21 Januari 2010

part 5

Hampa, berat. Bagian dari diriku yang saat ini terasa beda. dulu dibagian lain waktu, aku tidak tahu beda apakah ada seseorang disampingmu atau tidak. aku mulai kecanduan sesuatu. aku mulai rakus terhadap chungky bar chocolate yang kutelan hampir setiap saat jika aku mulai merasa gusar. aku berharap cekingnya tubuhku tidak berubah drastis, hanya karena dia pergi, aku harus menata hidupku. aku suka dengan ceking tubuh yang kumiliki. tapi aku menjadi ketakutan jika hanya karena ini, aku menjadi tidak bergairah menikmati hari. terkadang perasaan yang tak tentu semakin menjadi-jadi saja. berharap ketika bangun aku berperan menjadi lain saja. aku terlalu mulai meresapi peran ini.

melangkahkan kakiku aku mulai berbenah. kalau aku sudah memiliki semuanya, benda-benda yang ada diruanganku ini. kenapa tak sedikitpun hatiku terhibur. aku melihat semua harta karun yang tersimpan di lemari. tersusun rapi berdasarkan.. tidak tahu. siapa yang merapikan semua benda itu. aku mengambil salah satu baju yang menurutku masih sama dengan seleraku. aku berkaca dicermin. damn it, semua ini berubah semua. mataku terlalu cekung. tulang pipiku semakin menojolkan garis lesung pipitku. aku merabanya. tertawa sedikit, ah aku jadi teringat dia. dia paling memujaku dalam hal ini. dia mengatakan sangat menyukai lesung pipitku.

anjingku berputar mengitariku. aku terpekur dikasur. masih tak percaya sampai saat ini aku tidak tahu dimana dia sekarang. setitik pesanpun tidak ada. dia seperti kabut. aku merasa semua cerita mulai tampak tak nyata, walaupun awalnya aku berpikir ini juga hanya sepenggal cerita ilusi. tapi aku mulai berpikir ini menjadi bagian dari kisah hidupku yang saat ini kurasa nyata. nyata karena aku merasakan kesenangan dan kebahagiaan ketika bersamanya. aku juga bisa merasakan kesedihan teramat sangat ketka dia pergi. bunyi bip dari satu-satunya saluran penghubug informasipun tak berfungsi lagi sejak dia menghilang.

aku merebahkan tubuhku. menggeliat karena sesuatu mennganjal punggungku. aku mencari benda itu, dan melihatnya sekotak beledu. aku membukanya. didalamnya terdapat cincin. punya siapakah????aku melihatnya cicncin itu berinisial K. siapakah? aku juga heran mimpi ini semakin panjang saja. siapa sih K. apakah suamiku itu memiliki nama. aku hanya memanggilnya kodok. tap tidak mungkin itu namanya. terlalu konyol kalau sampai nama itu kau pakai sebagai inisial dicincinmu. aku mengambilnya dan iseng memakanya di jemari tengahku. Pas. jadi ini miliku? aku memakainya. kapan aku tersadar aku memiliki cincin ini. kenapa aku melepasnya? ataukah aku, memang belum memakainya. kalau aku melepasnya pasti teringat. ah tapi aku juga tidak ingat kapan aku memakainya atau tersadar jariku sudah memakainya. aku terlalu sibuk,dengan perubahan hidupku yang kujalani saat ini. aku memakainya lagi seolah -olah berharap dengan memakainya dia bisa ada kembali diruangan ini.

mulai lagi sepertinya airmataku selalu mudah keluar tanpa aku inginkan. emosku sering tak karuan. sambil masih tersedu sedan aku mengamati cincin yang kupakai. wow jadi aku menikah sungguhan. ini buktinya aku memiliki cincin. ohh tapi apa gunanya kalau hanya sebuah cincin, aku tetap dibuat sedih olehnya. anjingku menyalak lagi. aku tida peduli. aku hanya ingin tidur saja. pergi aja kau hati ini.
sesuatu yang datang tiba-tiba berarti aku harus siap hilang tiba-tiba? aku harus belajar melepas semudah aku menerima bukan. ini yang susah. hei apakah ini yang sedang kupelajari dari mimpi ini. aku jadih sedih kalau hanya mimpi. sungguh aku benar-benar merasakan kangen ini nyata.

Aku menghapus,airmata dan berdiri tiba-tiba. aku harus mencarinya, tak apalah mau kemana ujung kami berdua. tapi aku tidak bisa menunggu saja. aku harus mencari tahu kemana dia. apakah kami memang masih satu sama lainnya saling menginginkan, aku tidak suka dalam ketidakpastian.yah peduli setan, aku seperti merengek-remgek tapi aku paling benci jika aku digantung oleh perasaan mendera penuh pertanyaan, dan selalu berpikir seandainya. selalu berharap waktu dapat diputar kembali.

oh peduli setan, aku harus mempunya kendali terhadap kehidupanku. meskipun tampaknya awalnya aku berada disini tanpa aku minta dan tanpa bisa tahu apa yang harus diperbuatnya. tapi saatnya aku memiliki kendali sekarang. iya atau tidak sama sekali. aku siap dengan jawaban apapun yang akan kuterima. aku semakin yakin saja sepertinya gelembung-gelembung kesadaran ini semain menyadarkanku ini bukan mimpi lagi.

Rabu, 20 Januari 2010

part 4

Terbangun,disampingku kosong. Tak ada bekas bantal menyeruk kedalam. Jadi semalam aku sendirian.anjingku masih tertidur dibawah tempat tidurku.aku mengelusnya sebentar.
Aku melihat jam di dinding kamarku, tepat jam dua malam. Aku menyibak tirai, cahaya lampu masih berbinar. Sepi. Aku tidak tahu saat ini aku hanya terbangun. Dan lagi tak kudapati pria itu walau terkadang ada setiap saat .
Namun seperti saat ini, tiba-tiba dia menghilang. Aku meringkuk disofa pojok kamarku. Ah kemana dia? Aku kangen. Untuk sebuah alasan yang tidak kuketahui, kenapa aku sangat merindukannya saat ini.
Tidak ada tanda yang bisa kucari supaya aku mengetahui keberadaannya.dimanakah dia? Kemana aku harus mencarinya?
Sepenggal yang kuingat kami berdua masih berdebat hal yang menurutku sepele. Dan aku memang marah kepadanya. Aku marah karena aku mulai ketakutan bahwa yah ada sebagian dari diriku mau berubah untuknya.
Berubah untuknya. Itu bukan yang aku inginkan. seperti bukan aku Aku adalah sejenis burung diangkasa bukan burung disangkar. Aku tidak bisa diubah dan dikekang. Tapi kenapa aku ingin berubah untuk pria ini.
Aku ingin membuat dia bahagia. Dan yah aku menangis tatkla aku melihat raut mukanya begitu kecewa kepadaku. Apakah dia tidak tahu?semua ini masih baru bagiku. Aku masih belajar.
Aku masih takut, bahwa peduli dengannya itu sangat mengganggu. Aku seperti tidak lagi berdiri dikakiku sendiri. Aku agak pincang mulai tahu perbedaannya bahwa ada seseorang disampingmu bukan hal terunyam. malah menyenangkan kukira

Ruangan ini hampa, bunyi desikan saja tak terdengar. Kenapa kekosonganku sepertinya menular keruangan ini. Ruangan ini tidak lagi indah kurasa.
Aku patah hatikah? Ow jangan. Aku benci dan takut dengan perasaan ini. Aku sudah tahu konsekuensi dari beberapa hal yang kupelajari dari mencintai. Tapi aku masih belum terbiasa dengan rasa ini.
Seberapa lamakah perasaan kosong ini akan mengendap dipikiranku? Kalau pria ini begitu saja menyerbu tiba-tiba dalam kehidupanku. Apakah dia bisa juga seenaknya pergi dariku.
Aku masih gelisah. Keringat didahiku mengucur. Aku mencari remote pendingin ruangan. Ah kemana sih aku menyimpannya. Ah si suamiku biasanya yang meletakkan semua pada tempatnya.hidupku telah berubah bukan? Bahkan remote pun sepertinya tidak dibawah kendaliku.
Aku mencari-cari kekolong. Tak jua kutemukan. Aku sebal. Capek. Terduduk dikarpet dimana anjingku masih tertidur pulas. Aku lelah. Aku menangis sesenggukan. Oh kemana remoteku. Tolong jangan ambil semua kendali hidupku.
Masih tersedu-sedu.kulihat anjingku memicingkan salah satu matanya. Dan dia mendekat kepadaku. Oh aku suka anjingku. Tapi saat ini aku ingin pria itu hadir kembali diruangan ini.
Aku mau kembali seperti semula.aku tidak peduli ruangan ini menyempit karena kehadirannya. Aku tidak peduli harus menunggunya berjam-jam jika dia dikamar mandi. Dan aku tidak peduli kalau dia memanggilku buny sesukanya.

Aku kangen, sungguh. Kemana dia? Apakah dia tidak berpikir untuk meninggalkan pesan kemana aku harus mencarinya. Atau dia tidak ingin?. Apakah dia memikirkanku saat ini. Apakah dia sama tersiksanya denganku.
Sepertinya tidak. Hanya aku kan yang merasakannya.??? Aku juga tidak mau sosoknya diganti yang lain. Aku masih mau yang sama. Hanya dia. Tidak bisakah kita berdua jujur bahwa kami berdua saling membutuhkan.
Ataukah menurut Tuhan kami sudah tidak baik satu sama lainnya. Masih menagis aku merangkak ketempat tidurku. Ah tempat ini terlalu luas untuk tubuh mungilku. Aku masih belum terlelap.
Pikiranku masih melayang tak karuan. Aku cinta dia sepertinya. Tak kupercaya, baru kali ini perasaan sesak bisa datang menyerbuku hanya karena ketidakhadirannya.
Aku merindukannya saat aku berebut cd yang kami putar. Walaupun akhirnya dia yang mengalah. Aku kangen saat tangan kami tak sengaja bersentuhan hanya karena berebut makanan yang tinggal tersisa satu di wadah. Aku kangen saat-saat kami tertawa hal yang gak penting.
Dan kangen setiap becandaan yang dia tujukan kepadaku.

Apakah disana, entah dimana dia , juga merasakan kehilangan yang sama, hal-hal yang kusebutkan tadi? Siapa yang akan membereskan semua ini?
Siapa diantara kami yang terlebih dahulu memberi kabar. aku harap dia sama tersiksanya denganku. Aku harap sepanjang waktu dia memikirkanku seperti saat ini rasanya setiap jengkal sel syaraf otakku,penuh dengannya.
Dimana sih dia sekarang. Aku tidak punya kuasa sepertinya meloncat kemana selain dalam ruangan ini.apa yang harus aku lakukan? Menunggunya? Ataukah menghapusnya?
Aku tidak mau. Jujur dia hal terindah yang pernah datang walau tanpa kuijinkan.
Tidak kah dia tahu aku mau berkompromi? Apakah dalam dimensi ini Tuhan memberiku kesempatan meraihnya kembali???
Aku menginginkan dia. Derik pintu membuyarkan lamunanku. Aku berdiri seketika. Dia kah? Aku melihat pintu itu tidak bergerak.
Ah aku mulai berkhayal. Jantungku saja berdebar-debar. Baiklah aku lelah , aku perlu tidur dan mengosongkan sebagian pikiranku.
Aku berdoa, tuhan kembalikan dia. Aku mau kau beri aku skenario yang baru lagi untuk kami.
Helaan nafasku masih berat. Aku kehabisan tenaga. Terlalu banyak menangis.aku berusaha menutup mata. Dan sedikit bisa mengatur nafasku kembali normal...

part 3

Aku masih terasing, bukannya aku tidak senang lho. Aku senang bahkan aku takjub. Aku tidak terbiasa boleh dibilang tidak sedikitpun pernah membiarkan seorang pria datang menyerbu merusak area pribadiku. Aku tidak terlalu nyaman khususnya makluk yang bernama laki-laki mengetahuiku dalam keadaan terburuk.
Sulit aku mengatakannya. Intinya aku tidak suka, kalau aku dalam keadaan compang-camping ada pria didekatku. Seperti saat ini ritme terbangun dengan seseorang yang bukan dirimu, masih mengejutkanku. Aku mencari bayanganku didalam cermin yang bergantung didinding kamarku. Apakah aku tampak buruk. Apakah semalam aku mengeluarkan bau-bauan aneh.
Atau kah aku mendengkur, dan demi tuhan rambutku hebat luar biasa berantakan, mencuat keatas sana kemari tak karuan. Pria itu yang masih suami asing bagiku berjalan hilir mudik didepanku. Tak menghiraukanku. Dia tersadar ketika aku melakukan gerakan seakan melompat.
" Hai beb" dia menyapaku dan menekuri kertas itu lagi. Aku terheran kemana sebagian hidupku dibagian lainnya. Tampaknya penggalan-penggalan plot yang kudapat dikehidupanku saat ini, hanya diruangan ini. Sepertinya memori yang kudapat hanya sepenggal cerita adegan diruangan ini, selebihnya hilang. Aku tidak mengambil bagian peranan lainnya.
Aku selalu datang dalam keadaan terbangun, berada dalam ruangan ini. Syukurnya aku tidak berganti peran. Dan sungguh aku mulai menyukai peranan ini. Aku masih takjub tak percaya aku memiliki pria. Dan dia nyata. Disampingku 24 jam.

Oh no aku mulai bergantung dengan perasaan ini. Aku masih memiliki sisa-sisa ingatan dikehidupanku diruang dimensi lain ( ini yang masih tidak kumengerti).
Aku tidak suka meletakkan perspektif kebahagian kehidupan disisi yang ini. Bagiku mencintai itu terlalu berat. Ada konsekuensi harga yang harus kau bayar. Sebagian dari dirimu akan hilang. Dan jujur aku belum siap.
Siapa yah yang memilihkan kehidupanku yang ini. Maksudku apakah bayanganku salah? Selama ini, aku tidak merasa keberatan menjalaninya. Aku senang saja. Sedikit bingung, iya . Hei aku hidup dengan orang asing yang tak kukenal sedikitpun.
Mengingatpun aku tidak mendapatkan gambaran peristiwa lampau dengannya. Aku bertemu dengannya dimana? Apakah kami berpacaran terlebih dahulu? Apakah kami saling mencintai. Apakah aku cinta?
Yang kutahu aku senang dia berada disekitarku dan yah mulai terbiasa.
"Aku memanggilmu apa?" Tanyaku mendekatinya. Dia masih duduk disofa yang terletak dipojok ruanganku.
Dia tertawa.
"Kau konyol memanggilku"
"Masa?, apa?"Tanyaku
"Kodok"dia menjawabnya dan kali ini dia tertawa lagi, keras.
Oke aku memang kacau hei suamiku yang ini mukanya tidak seperti kodok. Aku jamin itu. Sumpah. Dia terlalu bagus dibilang kodok.
"Aku tidak percaya, seleraku menamaimu benar-benar tidak masuk akal, kau ganteng" aku mengatakannya dengan jujur. Dia tertawa lagi. Ada yg lucu dengan perkataanku.
Aku hanya mengungkapkan apa yang ada dipikiranku.
"Aku mau ganti namamu"
"Enggak ah, aku suka dipanggil kodok, tapi sayang ini cuma kita berdua saja diantara kita"jelasnya
"Kau aneh"jawabku
" Tapi terima kasih teramat sangat kau mengatakan kepadaku kalau aku ini ganteng"
"Kau memanggilku apa?"
"Bunny, kau punya dua gigi yang menggemaskan kalau kau tertawa"
Aku langsung menuju cermin. Yang kuingat aku memiliki gigi rapi dan ukurannya hampir sama satu sama lainnya.
Pria itu tertawa, "bercanda, tapi mukamu memang seperti kelinci, imut"
"Apa hebatnya imut"ujarku
"Apakah aku ini tidak bisa dibilang cantik" aku mendekatkan wajahku kepadanya. Dia memandangku satu persatu semua bagian mukaku.
" Cantik, kau memiliki bulu mata terlebat yang pernah kulihat, kau punya lesung pipit jika tersenyum. Dan kau tidak perlu mewarnai bibirmu karena kau memilikinya dengan alami, buny"ujarnya sambil menggodaku dengan nama itu.
Aku tidak pernah mendapatkan pujian selengkap itu. Yang pernah kudapatkan dari seorang cowok dimasa yang aku ingat adalah pujian berupa keren, dan wooow cool.
"Kau sibuk apa sih?" tanyaku penasaran terhadap kertas putih yang dipegangnya
"Ada yang aneh, aku tidak mengira kau hebat menggesek kartu kreditmu, sepertinya kita harus berbicara" jelasnya
"Aku? Memiliki kartu kredit"
Baiklah mimpi ini semakin aneh. Tak kumengerti aku mempunyai tagihan juga. Oh baiklah aku memang memiliki tagihan segunung kartu kredit. Tapi itu urusanku.
Toh selama aku mampu membayarnya. Kenapa pria ini berbicara dengan nada seolah-olah aku habis merampoknya tanpa ampun.
Aku masih ingat, aku hanya menggesek jika perlu. Dan suruh siapa aku berada dalam ruangan ini. Oke aku memiliki benda-benda bagus yang tersimpan dilemari itu. Aku senang. Tapi aku tidak tahu kapan aku membelinya. Dan kapan aku merasakan perasan puas berhasil membeli barang-barang itu.
Aku juga tidak mengira seleraku bermake up mempunyai standart yang.. Tinggi. Hei aku bukan tipikal perempuan bertopeng yang memakai bedak berdempul-dempul sebenarnya. jadi mana aku mengerti kapan datangnya benda-benda itu ada diruanganku.
Dan saat ini aku kena getahnya. Dia marah kepadaku, mengatakan kepadaku bahwa aku harus mengontrol hasrat belanjaku. Sekalipun kartu kredit itu aku mampu membayarnya sendiri.
Dia mengatakan kepadaku bahwa penghasilannya yang masih dibawahku sedikit membuatnya sesak bagaimana mencari cara, agar dia tetap menajdi suamiku.

Sebentar, kemana arah semua ini. Aku tidak mengerti sepenggal dialog yang dimuntahkannya barusan. Bagiku tampak sederet kata-kata yang keluar dengan amarah.
Jadi aku ini , kaya? Wow . dan suamiku hanya penadah saja? Oh mimpiku ini ,kenapa jadi menakutkan. Aku mulai suka keberadaan dia berperan sebagai suamiku. sungguh
Kenapa sekarang tampaknya skenarionya suamiku seperti perampok.jika aku yang memiliki semua ini, kenapa aku bisa memilih dia sebagai suamiku kalau dia sendiri merasa tidak bisa menjadi kendali diantara kita berdua.
Aku yakin mungkin kita telah melakukan hal konyol sehingga tampaknya jalan satu-satunya adalah menikah. Kedua mungkin kami berdua terlalu mabuk satu sama lainnya ketika memutuskan bersama sehingga jalan yang kami ambil saat ini, ternyata salah.
"Kita sudah sepakat, semua biaya kehidupan kita berdua , aku yang menanggungnya, tapi kau harus mengerti sayang. Penghasilanku tidak sebesar milikmu. Dan kita sudah sepakat penghasilanmu memang hakmu. Tapi apa mungkin kau bisa hidup begini terus" tanyanya.
Aku seperti anak SD. Aku benci diposisi seperti ini. Aku seperti kehilangan kebebasan. Apa haknya marah-marah kepadaku. Aku saja tidak tahu bagaimana aku menghambur-hamburkan uangnya.

Dari dulu ini yang kutakutkan. Berkomitmen dengan pria berarti berkomitmen diseluruh bagian hidupku. Uhh aku harus meminta persetujuankah jika aku ingin berkumpul dengan temanku. Apakah dia membolehkanku ketika aku ingin membeli sesuatu dengan uangku sendiri.
Terus apakah aku masih memiliki ruang bagi diriku? Aku mau keluar dari ruangan ini. Cepaaaaat, desakku. Aku memejamkan mata rapat-rapat dan berharap aku berpindah secepatnya.
Tetap aku masih diruangan ini.
"Kau selalu begitu, diam mematung, tak acuh dan selalu mengambil sikap tak berbicara kepadaku sepersekian hari dalam seminngu"ujarnya lagi.
"Apakah aku begitu?" Tanyaku tak berdosa.
"Yah dan kita berdua tidak pernah menyelesaikannya"
Well sepertinya aku ini tidak cocok hidup berbagi dengan pria. Ayoo kembalikan aku,aku memang payah bukan kalau berperan sebagai istri.
Aku tidak cocok mungkin dengan kehidupan ini. Ayo bangun!!!

ini mimpi???? (part 2)

Aku masih belum terbiasa dengan ritme ini. Aku mencari lagi potongan-potongan kecil sebagian diriku. Belum kutemukan juga kecuali beberapa hal yang mulai kusadari hidup seatap dengan pria yang hampir tidak kau ketahui sama sekali membuat aku sedikit terkejut setiap saat.
Aku belum siap. Kejutan apa lagi yang akan kudapat. Hari itu aku terbangun, berharap berada ditempat lain. Salah aku masih ditempat yang sama. Kecuali ada sosok yang begitu rapat mendekat ketubuhku.dia tertidur pulas. Rambut ikalnya sedikit menutup sebagian matanya.
Redup temaram cahaya kamar sedikit menghalangiku melihat jelas bagaimana rupa makluk yang mengaku suamiku ini. Satu hal yang masih kunikmati, dia cukup tampan.aku menggeliat menggeser tubuhku agak menjauh darinya. Aku melangkahkan kakiku. Meminum air putih yang tampaknya selalu tersedia disamping mejaku.
Hei disini aku menjadi apa? Maksudku selain aku mempunyai anjing dan suami sekaligus. Apakah aku mempunyai kehidupan lainnya? Apa aku memiliki keluarga , teman, dan apakah kami berdua memiliki anak?. Tampaknya tidak karena kalau aku memiliki anak kulihat hal-hal yang ada diruanganku tidak terlihat sedikitpun tanda aku memilikinya.
Aku baru menyadari diriku yang sekarang ini sepertinya luar biasa sembrono. Hari ini saja aku hampir tidak tahu bagaimana mungkin lipstikku bisa tergeletak dilantai kamarku. Dan aku hampir kaget ketika pria asing yang kusebut suamiku itu melontarkan kata-kata bahasa yang tak kumengerti.yang kutahu begitu aku menghampirinya dia nyengir dan menunjukkan lipstikku yang melukai kakinya.
Oke aku baru berada diruangan ini, jadi jangan melotot kepadaku, hampir saja aku melontarkan itu. Sampai kudengar dia mengatakan kepadaku bahwa tampaknya aku terlalu berlebihan menghamburkan uangnya hanya untuk membeli lipstik. Buktinya aku seenaknya saja menaruhnya dilantai. Apa dia tidak tahu Aku tidak ingat sama sekali.

apakah hidupku bergantung kepadanya. Aku ngeri membayangkannya. Maksudku tampaknya dikehidupanku lainnya aku belum pernah menggantungkan nasibku ke orang lain.aku memang belum mengenal betul pria ini, tapi rasanya wajar saja ketika ku meminta maaf dan menciumnya. Aku hebat , darimana aku belajar hal ini. Maksudku tadi kulihat dia kelihatan jengkel teramat sangat.
Ternyata ciumanku adalah senjataku. Dia mulai meraih tubuhku. Aku menghentikannya. Memberikan isyarat nanti. Aku tidak tahu apakah aku memang pernah melakukan ini sebelumnya. Sebaiknya aku mulai melakukan investigasi perlahan. Aku tidak mungkin melakukan sesuatu tanpa berpikir bahwa aku memang siap jika akan melakukannya.
Aku belum tahu kenapa aku berpindah ke ruangan ini. Suatu dimensi waktu yang masih tidak kumengerti.apakah aku menggantikan posisi seseorang yang jauh disana terlontar ke dimensi waktu yang lain, dan mungkin dia mengantikanku sebenarnya.

Saat ini sampai aku tahu sesungguhnya. Tampaknya hal-hal yang menjurus ke sana, aku masih bisa mengendalikannya. Menurutmu apakah aku bakal kelihatan jalang jika kumenanyakan ritme berapa kali kami melakukan itu.dan apakah salah jika aku menanyakan kepadanya, apakah ketika melakukan hal itu aku menikmatinya.
Aku jadi ngeri saja bagaimana aku membagi tubuhku dengan pria yang masih asing bagiku ini. Aku menatap bayanganku sekarang dicermin yang menempel disisi dinding kamarku. Aku tampak bahagia sepertinya. Wajahku bersinar dan aku tampak.. Sehat. Hahhaha. Aku bingung menggambarkannya. Tampaknya sepanjang aku ingat aku sering merasa kelelahan dalam berolah raga mental.
Aku hendak kembali ke kasurku. Dan tampaknya kembali ke dalam gelungan hangat tubuh itu yang saat ini tertidur pulas, membuatku tersenyum senang. Hebat aku mempunyai suami. Meskipun aku tidak tahu siapa dia. Nanti saja aku pikir sepertinya.
Aku mencoba perlahan menata tubuhku. Aku tidak mau dia terbangun. Dia cukup tampan sebenarnya jika dalam keadaan berjalan. Tapi ketika dia menutup mata seperti saat ini, aku baru menyadari suamiku makluk yang cukup menarik yang syukurnya bisa kunikmati setiap saat. Hei ini mungkin menjadi keuntunganku berperan kali ini.
Aku bisa menikmati dia setiap saat.

Kakiku menggeliat tatkala aku merasakan geli diujung-ujung kakiku.
" Kau mau apa?"
Aku terduduk, melihat nyalang disekelilingku. Masih, hmm aku pikir aku bakal meloncat keruang beda lagi. Oh gosh aku belum siap. Sungguh. Berperan menjadi sesuatu tanpa persetujuanmu itu sangatlah membingungkan.
Aku melihat dinding kaca yang terhampar didepanku. Wow aku benar-benar tinggal didaerah menakjubkan. Langit pagi masih sempurna, dengan biru lembutnya yang bersaing dengan beledu putih yang menggelung. Tampaknya mendung.
Aku lihat dia duduk berselonjor disudut sofa putih sambil membaca majalah pria, yang kulihat majalah golf.
"Apakah kau suka golf " tanyaku
Dia tertawa, " tidak" dia membalikkan majalah dan melihat sampulnya.
" Terus kenapa kau membacanya" tanyaku sambil beringsut mengeluarkan kakiku dari selimut hangat. Hampir saja aku membuka selimut tapi sebentar. Aku belum tahu kebiasaanku saat ini. Untunglah tampakanya kebiasaanku tidur memakai kaos tipis tidaklah berubah.
Yah selain seleraku yang berubah tentunya.
"Beb kau yang menyuruhku membacanya"
"Hah , aku? Kenapa? Aku tidak mengerti golf?"
" Sini , kemari" dia memintaku mendekat kepadanya.
" Gak penting, kita pernah bertengkar akan hal ini" jelasnya sambil menyambut tanganku dan tingkahku yang dengan wajar duduk dikakinya seperti hal ternyaman yang aku lakukan.
Sebentar apakah aku tipikal istri pemaksa, aku masih tidak mengerti bagaimana aku memaksa sesuatu kalau memang orang itu tidak menginginkannya.

Aku mulai mencari sepenggal lagi. Apakah aku mempunyai pekerjaan? Aku yakin aku tidak mungkin menerima semua ini dengan gratis.

Anjing bessetku menghampiriku. Aku melangkahkan kakiku menuju area yang seharusnya milikku. Tapi sungguh tampaknya aku juga tidak tahu bagaimana alat-alat itu bekerja. Aku meneliti satu persatu.
Microwave canggih, apakah aku pernah menggunakannya? Wow dan ini aku memiliki pembuat kopi yang terumit yang pernah kulihat. Aku berdoa semoga aku tidak perlu menggunakannya. Aku bisa membuat kopi dengan cara lebih mudah dari itu. Tinggal kau seduh airnya dengan beberapa takaran yang kau rancang sendiri. Dan cling kopi siap dihidangkan.
Tapi aku tidak suka kopi. Jadi aku simpulkan suami asingku yang memilikinya.
"Kau suka kopi yang bagaimana" tanyaku
"Untuk apa? Tanyanya kepadaku
"Oh jadi selama ini siapa yang menyiapkan kopi untuk kita" tanyaku seperti orang bego
"Akulah, kau selalu mengatakan kepadaku buatanku lebih enak ketimbang  punyamu" ujarnya sambil menaruh majalah itu disamping tempat majalah yang tersedia disamping sofa. Dia melipatnya dan menjadi satu bagian, dan hebat kursi itu menjadi bagian yang tampak ringkas tidak memakan space diruangan ini.
Wow satu yang kupelajari dari semua hal yang bisa kuserap. Tampaknya aku memupnyai suami hampir sempurna.
"Aku mau berlari sebentar, kau mau ikut" tanyanya. Aku menggeleng. Aku belum keluar dari ruangan ini. Tapi hari ini tampaknya harus.
" Apakah kita berdua bahagia" tanyaku
Si pria asing itu melihatku teramat dalam dan dia mencium pipiku sekilas.
"Pasti" dia menghilang sambil membawa anjingku.
Apakah ada kisah sempurna saat ini yang tampaknya nyata-nyata benar-benar kumiliki.
Aku berinisiatif keluar berteriak kepada suami asingku, untuk ikut menemaninya, dan sebentar saja menungguku mengganti bajuku untuk jogging.
Hmm jogging?? Seingatku aku nggak begitu suka dengan olah raga. Hei tapi tadi dia mengatakan aku yang memintanya membaca majalah tentang golf.
Memangnya aku mahir yah dengan olah raga itu? Atau kah ternyata aku ini jenis istri gila yang memaksa sesuatu yang sebenarnya dia juga tidak mengerti.
My god tampaknya aku ini jenis istri payah. Siapa sih diriku ini?

Selasa, 19 Januari 2010

ini mimpi????

Aku membuka mata. masih dengan mata yang belum terbuka sempurna. aku paksa dengan segera. aku harus segera bangkit. aku masih tidak tahu saat ini kemana tubuhku sekarang. bantal pink muda disamping kiriku, berikut selimut hangat berlipat-lipat membungkus tubuh. aku nyalakan lampu. hei kenapa aku terbiasa dengan gerakanku ini yah. aku masih belum mengetahui pastinya tempatku sekarang. tapi aku sudah mulai terbiasa.
kuayunkan kakiku. aku masih terheran dengan lantai kayu coklat yang menghampar diseluruh ruangan ini. hebat aku paling suka dengan lantai macam ini. biasanya aku paling gak tahan apabila ketika bangun pagi aku langsung dkejutkan dengan dinginnya lantai kamarku. aku melangkah lagi. setan, hampir saja aku menabrak seonggok benda yang akan kusingkirkan dengan kakiku. aku mengambilnya dengan tanganku. wow sejak kapan aku menyukai bneda-benda kristal berdiri dilantai kamarku. aku lihat sepertinya bagai pemisah antara ruangan satu dengan lainnya.
aku berjalan cepat menuju kamar mandiku. disebelah kanan. hah? berubah lagi? sejak kapan sih aku bisa merubah kamarku yang terbatas itu menjadi ruangan yang baru kusadari, tampak.. mengesankan. sungguh aku sebenarnya  memiliki selera seni yang lumayan. aku menyentuh pelan lukisan indah bergambar bauran warna merah yang tampak mendominasi. tampak menyilaukan dan memberi warna pada ruangan coklat ini. dan berkat lukisan itu tampaknya ruangan ini memang berkesan mewah. aku masih tak percaya lukisan ini tergantung disalah satu dinding kamarku. wow keren!!! tampaknya aku yang saat ini adalah.... tidak tahu siapa. yang ku tahu yah aku suka lukisan art pop yang kuimpikan bisa kugantungkan disalah satu kamarku. bahkan jika aku nanti kaya aku memang sudah mengidamkan untuk menginvestasikan uangku ke benda- benda seni. lucunya aku dulu sempat bercerita menginginkan profesi sebagai seniman. aku ingin semua orang mengenalku sebagai penulis. sastrawan itulah sebutannya. atau kurator seni. hah, ibuku saja sulit mengucapkan kata itu. aku hanya mendapatkan nasihat bahwa bisa susah aku nantinya kalau aku menggantungkan hidupku didunia abstrak macam itu.yah abstrak seabstrak hidupku sekarang. terkadang jika aku melihat hidupku bagai gambaran polaroid film. aku seperti kehilangan sesuatu gambaran jelas yang aku inginkan, sebenarnya. aku mulai kehilangan arah. suka bingung sebenarnya apa yang aku inginkan. aku terlupa akan tali pengikatku yang seharusnya menarikku kembali jika aku terlepas. sayangnya tidak.

aku memekik tajam tatkala sesuatu yang halus menendus-endus kaki kananku. mataku menyerobok bayangan kulit  coklat muda. aku mempunya anjing?oh gosh aku memilikinya, baguslah.dengan pikiran yang masih kosong ini. aku tidak peduli. aku punya anak anjing. dari dulu aku selalu ingin memilikinya. hewan ini kubilang paling mengerti dan paling setia kepada pemiliknya.
aku masih mencari sepenggal bagian diriku. hei kau pasti tidak mengira terbangun ditempat asing yang tidak kau sadari. bahkan aku masih bingung. aku berperan sebagai apa diruangan indah ini. ukiran bunga keemasan yang menghiasi dinding cokelat ini yang masih membuat ku terkagum-kagum. belum bisa menemukan jawaban yang aku cari. sambil menggendong anak anjing itu. aku amati wajahnya. aku memang bukan peicnta anjing. tapi aku memang menginginkannya. aku memerlukan sesuatu yang bisa kupegang yang dapat kujadikan jaminan. terus apa hubungannya dengan anjing? itu juga aku nggak tahu.tapi aku suka anjing ini. lihat mukanya memelas, matanya redup sayu dan tampaknya dia sayang kepadaku. lihat cara bagaimana dia menjilait mukaku waktu kudekatkan mukanya kepadaku. dia semacam anjing besset mungkin. ah terserah aku kurang begitu kenal dengan jenis-jenis anjing.
aku meraih sebotol air yang berdiri dimeja sudut kanan tempat tidurku.tak mengira aku pecinta air putih. masih dengan menggendong anjingku, aku melangkah kebagian lainnya. sepertinya seleraku terhadap ruangan ini tampak mengesankan. aku tidak mengira aku memiliki selera tinggi dalam berbudaya. hahahahha. tampaknya menyenangkan juga.aku cepat berlai begitu aku melihat lemari merah setinggi langit-langit kamar mencuri arah mataku, see aku yakin. diriku yang ini pasti memiliki beribu aneka pakaian yang pastinya,..aku tidak tahu seleraku yang ini. aku masih menyukai jeans dan kaus tanpa lengan yang sering kupakai jika hangot dengan my minggle, ow apakah disini aku memiliki my minggle. ituloh semacam sahabat cewek yang biasa kau ajak ngumpul, ketawa-ketiwi bahkan terkadang nangis bareng. aku membuka lemari merah. sepertinya aku dan dia memiliki kemiripan, aku suka warna merah. aku pernah membaca artikel bahwa merah melambangkan bahwa seseorang itu hanya percaya dengan dirinya sendiri. mungkin sih. karena sepertinya aku terlalu malas menceritakan sebagian beban yang bertengger di pundakku. wow keren sselera pakaian kami sama. cuma aku tidak mengira aku yang ini memiliki gaun - gaun pesta berikut kaos -kaos bercorak aneh. aku melihat dibalik baju itu. whatttt, aku memilki baju itu semua, dan kaos-kaos tipis  itu berlabel, susah menyebutnya. aku melepas baju tipis yang kupakai saat ini. oh gosh untung saat ini aku terbangun tidak bertelanjang. ok kaos yang kupakai ini dolce and galbana. aslikah????ups sepertinya. aku mengobrak-abrik isi lemari lagi. wow aku memiliki ratusan sepasang sepatu berikut bentuk, warna dan aneka merek ada disitu. apakah aku memiliki tas?. dari semua fashion item yang ada aku paling megilai tas. aku membuka semua pintu lemari. hebat bahkan aku memiliki koleksi wewangian denngan berbagai merek dan bentuk yang beraneka. aku menemukan harta karun. betul saja aku memiliki segunung tumpukan tas. aku melihat satu persatu. wow aku memilii tas GUESS,D&G,LOUIS VITTON, dan it's magic aku punya tas miu-miu. aku dari dulu pengen banget buat memiliki tas miu-miu. peduli setan aku bukan penggemar si vitton. karena aku tahu mahalnya bukan main. hei tapi aku memilikinya ternyata.

bunyi dering itu menjadi-jadi. sejak kapan sih aku memasang bel untuk kamarku. aku cepat membuka. pria itu setinggi hampir pintuku,tidak terkunci.
" hai" dia tersenyum lebar dan tampaknya memaksa masuk kedalam kamarku. hei dia siapa sih. oke aku memang mudah tergoda dengan pria-pria pemilik bahu tegap dan setinggi seperti dia. tapi aku nggak tahu dia siapa sih?
"kau siapa?"tanyaku. hei anjingku langsung minta turun dan sekarang berpindah ke pangkuan laki-laki tegap itu. dia langsung menyambutnya. dan anjing ku menjilati mukanya. sepertinya anjing ini miliki dia juga. oke aku mungkin hanya penunggu ruangan ini dan anjing ini. laki-laki inilah pemiliknya. laki-laki itu menghampiriku dan tangan satunya beringsut meraih tubuhku. dia menciumi mukaku. well aku senang, laki-laki lezat ini sepertinya menggilaiku. tapi dia siapa?
aku berpura-pura enggan dengan melepas pelukannya. aku masih berpikir keras. kemungkinan jika dia bertindak seperti itu. berarti dia pacarku. wow senangnya. aku memiliki semuanya.aku memiliki pacar. aku memutarinya. laki-laki itu tertawa melihatku memutarinya.
"kau sedang apa?"
"mengamatimu" jawabku
"kau aslikan?tanyaku
dia tertawa dan memutar tubuhnya. kini dia berdiri berhadap-hadapan denganku. dia melepas tshirt hitamnya.
dia mengatakan " asli dan aku kangen, kemana saja kau" tanyanya.
aku tidak menjawabnya. "bercanda sayang" ujarnya . bagus aku juga tidak tahu kemana selama ini diriku. terakhir aku berhubungan dengan pria. maaf aku belum pernah mempunyai pria. aku cenderung hanya sekedar suka dan sepanjang yang kuingat kisahku dengannya tampak tak nyata. ada saja sepertinya alam tidak menghendaki kami bersama. padahal aku senang jika didekatnya. hei tapi kehidupanku yang kemarin memang nyata. dan kenyataan terkadang pahit. tapi peran yang ini tampak tak nyata. tapi aku senang memerankannya.
"kau kangen aku? kenapa?"tanyaku
"pagi ini kau aneh, lebih baik kau mandi kita langsung pergi ke kebun binatang. bukankah dari kemarin kau selalu merengek-rengek kepadaku untuk mengantarmu kesana. aku sudah membuat kan sarapan untukmu , tadi kupikir aku cuma berlari sebentar sayang. itulah kenapa aku tidak membangunkanmu." terangnya
"apa?? maksudmu kau tinggal disini? bersamaku? tanyaku lagi
lelaki itu tertawa keras. suaranya menggaung diruanganku yang saat ini tampak menyurut kecil dengan kehadirannya.
"ada apa sih denganmu, yah jelas aku tinggal disini, sampai detik ini, kau masih istriku" laki-laki itu bersiul-siul membuka bajunya dengan bebas . dan dia bertelanjang didepanku tanpa sungkan dan dia menghilang dibalik dinding.
aku masih tertegun diam. anjingku yang terus mengikuti pria itu, terpaksa aku hentikan,.pria yang mengaku suamiku barusan berteriak-teriak meminta kepadaku untuk memungut anjingku sebelum basah kuyup.
bagus ini terlalu jauh. jadi aku sudah tidak perawan. maksudku aku memiliki suami. jadi aku telah membagi tubuhku dengan orang itu. rasanya bagaimana. masih tidak kuingat. hei berbagi tubuh bukankah perlu kesan mendalam selain yah kuakui pria itu, maksudku suamiku yang itdak kuketahui siapa. dia cukup tampan oh gosh. dan dia tinggi. oh yah satu lagi dia pemilik bahu tegap yang paling indah yang pernah aku lihat. bukannya aku terbiasa melihat bahu-bahu tegap pria. tapi instingku mengatakan untung saja seleraku saat ini sangat baik menurutku, hahahahahahaha
"sayang kemarilah, aku perlu handuk" suara itu membuyarkan lamunanku.
aku mencai-cari dan kutemukan ditumpukan dekat keranjang disamping kamar mandi.baiklah tampaknya kehidupan lajangku buyar sudah, pria asing yang mengaku suamiku yang baru kukenal hari ini sudah meminta kepadaku perintah. "kemarilah aku perlu handuk"


Sabtu, 16 Januari 2010

cinderela

Seandainya saja cinderela jaman masa kecilku jalan ceritanya mengikuti masa dimana aku tumbuh dewasa sekarang. Kau tahu kan, bacaan dongeng sebelum tidur.
Cinderela yang berbaik hati, dengan bantuan ibu perinya. Cling semua takdir sudah disiapkan untuknya. Sekalipun dia tersembunyi di balik belepotan asap hitam.
Disembunyikan oleh saudara tirinya supaya tidak terlihat. Kita tahu cinderela memiliki akhir bahagia. Dia akan menikah dengan pangeran tampan yang memiliki istana.
Cinderela tidak perlu bersusah payah. Dia punya ibu peri yang tak tega meninggalkannya sedikitpun.

Itu mungkin sebuah penggalan cerita. Aku cuma bertanya sekarang. Kalau kamu lihat bagaimana si pangeran menjelajah mencari putrinya dan kalaupun ternyata si sinderela yang dipilihnya.
Bukankah kita berpikir bahwa nasib kita bisa dibilang bahagia kalau kita ditakdirkan sebagai si cenderela. Berparas cantik, beruntung karena pangeran memilihnya.
Apakah kita pernah berpikir terus bagaimana dengan puteri-puteri disana yang tidak dipilih pangeran. Apakah berarti semua perempuan akan menjadi rebutan untuk berperan sebagai si cinderela.
Kenapa yah dongeng-dongeng tidak menceritakan fakta sesungguhnya bahwa kita wanita perempuan terlahir mempunyai pilihan. Seandainya saja diskenario cerita dongeng sinderela ada sebuah plot yang menceritakan bagian dimana cinderela, akan
menolak lamaran sang pangeran. Hei cinderela toh belum mengenal sepenuhnya siapa sih pangeran itu. Selain yah wajah tampan, kaya pemilik istana indah. Bagaimana seharusnya cinderela seharusnya mampu mencerminkan bahwa ketika menjadi tertindas dia harus berbuat mengubah nasibnya sendiri.
Tanpa perlu menunggu lamaran si pangeran yang tiba-tiba datang kepadanya. Untungnya itu hanya dongeng. Hei tuhan itu maha baik dan adil. Aku tahu itu kok.
Tapi tuhan mencintai kita dengan suatu cara bahwa jika kau ungin bahagia berusahalah mewujudkannya.

Kurasa nanti yang perlu kuperbaiki dari cerita dongeng kesukaanku cinderela adalah letak kebahagian kita nggak bergantung pada si lamaran pangeran tampan yang kaya itu.
Aku berharap sinderela sekarang adalah cinderela yang tahu apa yang diinginkannya. Kalaupun nanti berkenan dengan bertemu dengan pangerannya. Aku harap cerita menjadi bahwa cinderela sebelum bertemu dengan pangeran sudah bahagia hanya saja ketika dia
dipertemukan dengan pangeran, itu hanyalah pelengkap kebahagiannya yang memang sudah ada sebelum pangeran itu datang. Yang kuharapkan cinderela jaman sekarang adalah cinderela yang mampu membuat pilihan untuk hidupnya.
Bukan pasrah dan langsung mengiyakan lamaran sipangeran begitu saja hanya karena dia tampan dan kaya.

Bukannya aku anti pangeran tampan. Uhh itu masih godaan terberat^-^. Titik persoalannya bukan itu. Hanya saja aku lebih tertarik kepada versi cerita cinderela yang akan keluar dari rumah itu mencari jalan kebahagiannya sendiri.
Tanpa harus menunggu pangeran menjemputnya. Untuk keluar dari lubang itu. Dan seolah berakhir ke pernikahan adalah sebuah akhir perjalanan. Aku lebih menyukai ketika memasuki vase itu
Versi cerita cinderela memiliki pikiran bahwa itu hanya awal sebuah proses yang tentunya tidak lepas dari suatu tantangan yang berbeda sama sekali.
Jadi untuk bahagia bukan harus kita berwajah cantik dan memiliki peri. Tapi kita harus berusaha keluar dengan jalan kita sendiri. Tuhan tidak diam. Itu yang kutahu.
Akhir bahagia pun bukan berarti gak ada masalah sama sekali. Jadi let make us our self to be independent cinderela. Digilai-gilai pangeran tampan, mempunya banyak pilihan, dan mampu berdiri dikakimu sendiri.
Cinderela yang gak pasrah terhadap nasib yang dialaminya, tapi cinderela yang akan menentang cahaya merekahnya matahari yang terbentang didepannya yang tuhan berikan gratis untuk kita semua. Kalau saja kita mampu menangkapnya sinarannya.
Chers!!!!

Kamis, 07 Januari 2010

still

Hanya mengakui. semudah itu. ya ampun kenapa sampai begitu lama gw harus menunggu moment ini ketemen_temen gue kalau selama ini berat menyembunyikan kalau yah aku masih mempunyai perasaan ini. mungkin aku terlalu lama berpura-pura , dan berusaha keras menutupinya dan tidak mau mengakuinya kalau au masih punya perasaan dengannya.  bengal mengatakan bahwa tanpa aku harus mengatakannyapun, dia sudah tahu kalau aku masih punya perasaan ini untuknya.

ini nih hebatnya  sahabat-sahabat gw. tanpa sepengetahuan orang lain gw bisa membuka masalah gw, aib gw tanpa perlu gw takut apapaun. kalaupun  mereka ngecengin , aku gak punya sedikitpun perasaan kalau mereka becandain w. oh untung aku memiliki mereka. gw pernah membaca bahwa persahabatan adalah dua orang yang ketika dia terdiam meeka merasa nyaman satu sama lainnya. itu yang gw rasakan untuk mereka.

hmm orang lain tak akan mengerti semua kelabilan yang sepertinya belum beranjak dari pikiranlu. oh gosh I still missing stranger in the nights. sahabatku mengatakan aku harus berhenti bermain-main dnegannya dan jujur kalau memang aku masih memiliki perasaan ini untuknya. hah? gila aja. salah siapa dia juga mau main-main. dan gw juga berpikir siapa yah nantinya diantara kami yang akan mengakhiri permainan ini. dan akan berujung kemana. sahabatku mengatakan kalau aku sebenarnya terlalu gengsi untuk mengakui bahwa aku masih punya perasaan ini. ketika dia mendekat, aku bertingkah seolah-olah melemparnya jauh-jauh dariku. ketika akhirnya dia menjauh , aku yang kelimpungan. dan bengal mengatakan kepadaku apa sih mauku. aku juga nggak ngerti apa sih benernya mauku. jujur aku saat ini memiliki perasaan suka dan kangen ama dia. tapi aku tidak menginginkannya. entahlah ada beribu macam keraguan yang aku tahu bahwa keinginanku bukan dengannya. tapi yah aku mencintainya. buktinya baru kali ini aku bisa kehabisan energi secara emosi hanya karena semua ini. dan yah aku ingin mengakhirinya. bahwa perasaan ini kuharap hilang dengan berlalunya waktu. dan aku kembali normal^_^

teman-temanku sudah merindukanku dan aku tahu juga semua ini tidak sehat bagiku. yah aku masih belum tahu apa yang aku inginkan. yang hanya kutahu adalah aku memang memiliki perasaan ini untuknya, saat ini bahkan ketika dia sebal dengankku krn keanehanku aku sangat kangen bertemu dnegannya. tapi yah itu aku aku hanya tidak punya daya untuk berkeinginan menginginkannya.

Minggu, 03 Januari 2010

bingung

Kemarin hari terburuk yang pernah gw alamin. Entah kenapa kemarin kok gw mirip orang depresan. Berdiam diri dikamar.
Diajakin nongkrong beberapa teman , gw tolakin dengan alasan sibuk. Hadeeh siapa yang sibuk. Justru gw lontang-lantung gak jelas dikamar kosan.
Dengerin beberapa cd terus kembali menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong. Pengen si keluar menyusul para mingle. But maaf membayangkan gw harus beranjak ditempat tidur.
Belum lagi harus mandi. Aduuuh malas. Kuputuskan aku ngendon aja seharian. Sebenarnya cuaca hari itu enak. Mendung dan terik matahari bersinar lumayan bersahabat.

Beberapa buku lama, gw baca lagi. Hmm masih keranjingan baca buku my stupid bos. Gila ni buku , lumayan juga buat ngilangin sesak dan gak enaknya pikiran dihati.
Semoga aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan segera. Ya Tuhan aku minta petunjuk segera keluar dari semua ini.
Aku tidak tahu apakah ini proses pendewasaan hidup atau bagaimana. Yang kutahu ketika kemarin waktu aku bisa keluar dari lubang satunya. Aku diberi lubang berikutnya.
Aku tahu sih Tuhan gak akan memberikan sesuatu kalau kita tidak bisa memikulnya. Perasaan dari diri gw sebeanrnya yang bisa melihat semua ini dari segala prospektif.
Sumpah kemarin aku seperti di tabung hitam gak bisa keluar. Sesaknya bukan main.

Untungnya aku mempunyai stimulan tubuh yang mampu memberikan dorongan ke diriku sendiri. Tiba-tiba saja tenaga itu datang pagi ini. Dengan sesuatu yang baik.
Hati kecilku mengatakan aku diminta keluar untuk menemui teman-temanku.
That good idea????? Aku masih bingung. Padahal resolusiku gak nongkrong dulu. Kenapa gw gak bisa berdiam diri yah??

Sabtu, 02 Januari 2010

second day

Hari kedua ditahun 2010, beberapa saat lalu gw udah menulis resolusi. Hmm masih, ada aja hal yang gak beres yang membuat gw tiba2 sedih.
Hadeeeh gak bosan-bosannya yah. Suntuk karena kepoikiran buat pe-er kerjaan baru, akhirnya dengan masih sisa-sisa perasaan gak karuan. Gw akhirnya kabur buat nyari tempat nongkrong.
Rencana mau ke strurbuk pejaten, sayangnya otak gw tiba-tiba memunculkan ide buat nongkrong ke andakar. Alhasil sambil bawa kerjaan , beserta laptop kantor, gw nongkrongin th tempat makan.
Biasanya gw paling suka makan steak disini. Entah karena ada kerjaan atau banyak pikiran, steaknya kok jadi hambar. Tapi lumayanlah ngerjain tugas kantor berasa enak kalau diluar rumah.
Interior ni restoran juga enak buat menyepi. Gak terlalu banyak orang. Plus gemericik dan pemandangan air mengalir seperti rintikan hujan didinding kaca yang mengelilingi ruangan benar-benar ngademin nih mata.

Beberapa pengunjung sudah mulai berdatangan. Wah gak terasa lama juga yah gw ngendon disini. Hmm melihat beberapa keluarga yang beramai-ramai disampingku, sedikit membuatku melayang.
Aku kangen banget dengan keluargaku. Yes gw ama keluarga suka banget hangout just for dinner. Hmm jadi kangen rutinitas tsb.
Dijakarta gw mulai merasakan bagaimana terkadang ketika teman-teman genkku sibuk dengan tabung masing-masing, mau gak mau harus terbiasa dengan kesendirian.
Lucunya setelah gw mulai bosan dengan kerjaan. Tiba-tiba aja terbersit buat nonton. Gw liat jam. Ya ampun sudah malam.
Tapi perlu dicoba, gw udah pengen nonton. Ini nih kejelekan gw, spontanitas gw emang keterlaluan. Kalau direncanakan bakal janjian mau ketemuan ama orang ada aja gagalnya.
Eh giliran otak pengen apa , hal itu harus dilakukan. Jadinya malam kemarin melihat avatar tengah malam sendirian. Sebelumnya gw masih muetr2 dimall. Tetep mata gw gak bisa jauh yang namanya
tulisan discount.

Avatar, gila gambarnya keren banget. Ceritanya menyentuh.lucunya gw sempet menangis hanya karena hutan-hutan yang indah diwilayhah pandora dirusak oleh manusia. Huaaa gw menangis di dalam bioskop.
Gw cepat-sepat menyeka airmata. Gak tahu kenapa yah bebarapa hari ini sifat melowku kayaknya doyan banget menempel di hormon ini.
Aku masih berkonsentrasi dengan filmnya, tiba-tiba aja abg tanggung menanyaiku. Kenapa gw nonton sendirian. Haduh ribet deh ni anak remaja. Ujung-ujungnya malah dia pengen kenalan. Huaaaaaa, haduh busyet ni anak mau nonton apa mau ngeceng??
Gosh untung dia masih abg jadi gak terlalu makan ati gw. Hati udah kesel eh udah terobati dengan nonton avatar kok ya ada aja.

Hmm satu hal ternyata menikmati waktu sendiri ternyata menyenangkan jugam jujur gw gak terlalu comfort ketika melakukan sesuatu harus dengan sendirian. Tapi menyenangkan juga.
Aku bisa seenaknya mengatur waktu dan gw bisa melakukan apa aja tanpa perlu kompromi. Dan tentunya fleksibilitasnya itu lho yang gw cari.
Well thx for me to be spontan today^-^