Menjadi dewasa aku pikir mudah. oh God ,saya sedang mencoba untuk tidak mengeluh disemua sisi kehidupan yang tampaknya memang benar-benar membutuhkan kedewasaan saya menyikapi semuanya. menjadi anak pertama dikultur jawa tidak mudah ternyata ;). dulu nenekku berkata aku memiliki tanda tahi lalat dipundak yang artinya sebagai anak pertama , saya adalah pemikul tanggung jawab keluarga. waktu itu saya belum memahami benar. sampai akhirnya waktu mengingatkan saya akan kewajiban itu.
tanggung jawab jangan diartikan hal - hal materi yang menjadi tanggung jawab, bukan itu. namun sebagai anak pertama saya diwajibkan mengambil alih segala tanggung jawab seluruh anggota keluarga. tahun depan adik akan menikah. oh gosh tampaknya saya harus berhadapan dengan massa untuk mengetahui segera kalau saya akan masuk kategori perawan tua hhahahhaha. dan dimulailah kusak-kusuk pamali kalau sebagai anak pertama yang di langkahin, akan mendapatkan beribu petuah dan bla..bla pernyataan-pernyataan lainnya.aku memang belum mempunyai bayangan akan menikah , tapi melakukan persiapan kalau saya tidak akan menikah ternyata juga menakutkan. hei saya mulai belajar untuk menerima semua yang menjadi tanggung jawab saya., sungguh. terkadang tanggung jawab yang sudah ada didepan mata begitu menakutkan Tuhan. sungguh.
belum lagi bagaimana mengambil alih tanggung jawab keluarga jika memang keputusan terbaik keluarga adalah , ayah dan ibu bercerai. gosh untung aku dan adikku sudah bisa terlepas. sekarang aku sedang mempersiapkan sebagai pengambil alih tanggung jawab bagi ibu dan adikku. aku tahu , aku pasti bisa melewatinya. entah kenapa saat ini kepasrahan sudah mulai aku kumpulkan. aku sudah bisa menerima semua kenyataan ini. bahwa semua ini berawal dan berakhirnya hal ini hanya Tuhan yang mampu. menyelesaikannya sekarang bagaimana aku mulai mencari peta untuk kehidupan keluargaku setelah ini. aku masih berharap semua terlewati dengan baik. aku yakin jika keputusan itu memang terbaik dari Tuhan , tidak ada yang lebih baik dari ini.
Oh betapa Tuhan mempunyai cara tersendiri mematangkan jiwa saya. saya belajar Tuhan bahwa apa yang saya miliki ternyata semua pinjamanmu semata. semua yang aku terima ,adalah pinjamanmu. Engkau berhak apapun itu terhadapku. aku tidak bisa berkata tidak apa yang sudah menjadi ketentuanmu. aku memohon kepadamu , mudahkanlah aku melewati proses ini. Aku belajar tidak mengeluh. dan lucunya hati saya tidak bertanya kenapa harus saya yang mengalaminya. saya hanya bertanya , bagaimana saya melangkah selanjutnya. aku hanya berharap semangat memandang masa depan yang tampaknya semakin aku tidak tahu terangnya , tidak menyurutkan aku untuk melangkah. oh come on saya masih muda, saya harus berdiri lagi.
Saya harap engkau membuka jalan, dan terima kasih untuk semua. beri saya kelapangan dan satu hal saya tidak mau kehilangan senyum yang selalu menghiasi wajah saya Tuhan. oh Gosh tahun ini saya benar-benar kehilangan senyum itu. saya ingin tertawa dan tersenyum lagi tahun ini apapun itu kondisinya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar