HooneyBee_of_DramaQueenStoryTelling

created by Ona

Rabu, 20 Januari 2010

part 4

Terbangun,disampingku kosong. Tak ada bekas bantal menyeruk kedalam. Jadi semalam aku sendirian.anjingku masih tertidur dibawah tempat tidurku.aku mengelusnya sebentar.
Aku melihat jam di dinding kamarku, tepat jam dua malam. Aku menyibak tirai, cahaya lampu masih berbinar. Sepi. Aku tidak tahu saat ini aku hanya terbangun. Dan lagi tak kudapati pria itu walau terkadang ada setiap saat .
Namun seperti saat ini, tiba-tiba dia menghilang. Aku meringkuk disofa pojok kamarku. Ah kemana dia? Aku kangen. Untuk sebuah alasan yang tidak kuketahui, kenapa aku sangat merindukannya saat ini.
Tidak ada tanda yang bisa kucari supaya aku mengetahui keberadaannya.dimanakah dia? Kemana aku harus mencarinya?
Sepenggal yang kuingat kami berdua masih berdebat hal yang menurutku sepele. Dan aku memang marah kepadanya. Aku marah karena aku mulai ketakutan bahwa yah ada sebagian dari diriku mau berubah untuknya.
Berubah untuknya. Itu bukan yang aku inginkan. seperti bukan aku Aku adalah sejenis burung diangkasa bukan burung disangkar. Aku tidak bisa diubah dan dikekang. Tapi kenapa aku ingin berubah untuk pria ini.
Aku ingin membuat dia bahagia. Dan yah aku menangis tatkla aku melihat raut mukanya begitu kecewa kepadaku. Apakah dia tidak tahu?semua ini masih baru bagiku. Aku masih belajar.
Aku masih takut, bahwa peduli dengannya itu sangat mengganggu. Aku seperti tidak lagi berdiri dikakiku sendiri. Aku agak pincang mulai tahu perbedaannya bahwa ada seseorang disampingmu bukan hal terunyam. malah menyenangkan kukira

Ruangan ini hampa, bunyi desikan saja tak terdengar. Kenapa kekosonganku sepertinya menular keruangan ini. Ruangan ini tidak lagi indah kurasa.
Aku patah hatikah? Ow jangan. Aku benci dan takut dengan perasaan ini. Aku sudah tahu konsekuensi dari beberapa hal yang kupelajari dari mencintai. Tapi aku masih belum terbiasa dengan rasa ini.
Seberapa lamakah perasaan kosong ini akan mengendap dipikiranku? Kalau pria ini begitu saja menyerbu tiba-tiba dalam kehidupanku. Apakah dia bisa juga seenaknya pergi dariku.
Aku masih gelisah. Keringat didahiku mengucur. Aku mencari remote pendingin ruangan. Ah kemana sih aku menyimpannya. Ah si suamiku biasanya yang meletakkan semua pada tempatnya.hidupku telah berubah bukan? Bahkan remote pun sepertinya tidak dibawah kendaliku.
Aku mencari-cari kekolong. Tak jua kutemukan. Aku sebal. Capek. Terduduk dikarpet dimana anjingku masih tertidur pulas. Aku lelah. Aku menangis sesenggukan. Oh kemana remoteku. Tolong jangan ambil semua kendali hidupku.
Masih tersedu-sedu.kulihat anjingku memicingkan salah satu matanya. Dan dia mendekat kepadaku. Oh aku suka anjingku. Tapi saat ini aku ingin pria itu hadir kembali diruangan ini.
Aku mau kembali seperti semula.aku tidak peduli ruangan ini menyempit karena kehadirannya. Aku tidak peduli harus menunggunya berjam-jam jika dia dikamar mandi. Dan aku tidak peduli kalau dia memanggilku buny sesukanya.

Aku kangen, sungguh. Kemana dia? Apakah dia tidak berpikir untuk meninggalkan pesan kemana aku harus mencarinya. Atau dia tidak ingin?. Apakah dia memikirkanku saat ini. Apakah dia sama tersiksanya denganku.
Sepertinya tidak. Hanya aku kan yang merasakannya.??? Aku juga tidak mau sosoknya diganti yang lain. Aku masih mau yang sama. Hanya dia. Tidak bisakah kita berdua jujur bahwa kami berdua saling membutuhkan.
Ataukah menurut Tuhan kami sudah tidak baik satu sama lainnya. Masih menagis aku merangkak ketempat tidurku. Ah tempat ini terlalu luas untuk tubuh mungilku. Aku masih belum terlelap.
Pikiranku masih melayang tak karuan. Aku cinta dia sepertinya. Tak kupercaya, baru kali ini perasaan sesak bisa datang menyerbuku hanya karena ketidakhadirannya.
Aku merindukannya saat aku berebut cd yang kami putar. Walaupun akhirnya dia yang mengalah. Aku kangen saat tangan kami tak sengaja bersentuhan hanya karena berebut makanan yang tinggal tersisa satu di wadah. Aku kangen saat-saat kami tertawa hal yang gak penting.
Dan kangen setiap becandaan yang dia tujukan kepadaku.

Apakah disana, entah dimana dia , juga merasakan kehilangan yang sama, hal-hal yang kusebutkan tadi? Siapa yang akan membereskan semua ini?
Siapa diantara kami yang terlebih dahulu memberi kabar. aku harap dia sama tersiksanya denganku. Aku harap sepanjang waktu dia memikirkanku seperti saat ini rasanya setiap jengkal sel syaraf otakku,penuh dengannya.
Dimana sih dia sekarang. Aku tidak punya kuasa sepertinya meloncat kemana selain dalam ruangan ini.apa yang harus aku lakukan? Menunggunya? Ataukah menghapusnya?
Aku tidak mau. Jujur dia hal terindah yang pernah datang walau tanpa kuijinkan.
Tidak kah dia tahu aku mau berkompromi? Apakah dalam dimensi ini Tuhan memberiku kesempatan meraihnya kembali???
Aku menginginkan dia. Derik pintu membuyarkan lamunanku. Aku berdiri seketika. Dia kah? Aku melihat pintu itu tidak bergerak.
Ah aku mulai berkhayal. Jantungku saja berdebar-debar. Baiklah aku lelah , aku perlu tidur dan mengosongkan sebagian pikiranku.
Aku berdoa, tuhan kembalikan dia. Aku mau kau beri aku skenario yang baru lagi untuk kami.
Helaan nafasku masih berat. Aku kehabisan tenaga. Terlalu banyak menangis.aku berusaha menutup mata. Dan sedikit bisa mengatur nafasku kembali normal...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar