HooneyBee_of_DramaQueenStoryTelling

created by Ona

Minggu, 22 November 2009

thomas eddison

Aku suka kata-kata yang digambarkannya. Tidak tahu kenapa tibaitiba saja terpikir untukku membaca buku yang sudah lama terbengkalai.
Membukanya dengan acak. Aku menemukan kata-kata thomas. Sepertinya dia berkata itu untukku. Sungguh. Aku baca dan aku menangis setelahnya.
Begini dia menulisnya "banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan sukses ketika hampir menyerah".
Aku tersenyum lagi setelahnya. Aku pikir kejadian ini yang kualami sekarang. Yang berturut-turut hampir saja membuatku sesak .
Tapi si thomas ini jenius.

Jenius menyindirku. Jenius memberiku pelajaran bahwa ketika aku mulai menyerah sebenarnya itu aku mengalami kegagalan.
Kemalanganku sekarang sebenarnya bukan kegagalan atau kekalahan. Itu hanya peristiwa. Kejadian. Itu saja. Bukan hal besar untuk membuatku berhenti melangkah.
Aku pikir aku terlalu tua untuk menjadi tak menentu seperti saat ini. Tapi aku jadi ingat sahabatku yang mengatakan " aku heran dengan perempuan-perempuan disekelilingku yang mengatakan bahwa meraih mimpinya selalu
dihubung-hubungkan dengan umur. Terus kenapa kalau sudah tua tapi masih berusaha meraih mimpi. Aku jadi heran kenapa kalian membatasi diri".
Sumpah aku tercenung teramat sangat dengan perkataan sahabat gw itu. Dia sekarang menjadi pengacara. Dan kau tahu dia tukang bolos yang paling rajin menghilang dikelas perkuliahan.
Tapi kau tahu dia sekarang kupikir seorang yang hebat. Hebat dalam pola pikir. Yang aku tahu tidak akan didapatkan dibangku perkuliahan manapun.
Selain akan apa yang didapatnya dari pemahaman yang diperoleh dari pengertiannya akan hidup.

Bayangkan saja bukankah pola pikir tidak mungkin diperoleh di kuliah-kuliah theory yang kita peroleh.
Mungkin sahabatku itu memperoleh saat-saat penuh hikmah yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Satu hal yang kupelajari darinya. Aku harus menghancurkan tembok-tembok penghalang ini.
Berhenti berpikir terlalu tua untuk terbang meraih mimpi. Berhenti berpikir perempuan memiliki keterbatasan. Buktinya temanku itu seorang pria yang memberiku semangat bahwa
tidak ada bedanya antara dia dengan diriku. Kita manusia bebas yang meraih mimpi kita akapanpun kita mau.
Tak peduli seberapa tuanya kita. Terima kasih untuk itu teman.
Kau benar teramat sangat. Aku harus merobohkan semua yang membatasi gerakku selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar