Aku masih muda, itu bukan guyonan, itu betulan. Baiklah aku mengakui kalau saat ini aku bukan berumur remaja belasan. Yang masih bingung dengan kerja hormon ditubuhnya.
Tapi begitulah aku sekarang.aku memang 'sudah'berumur 27 tahun. Apa yah yang akan orang bilang mengenai angka itu.ahh sudahlah lupakan membahas umurku.
Tapi sungguh saat ini aku ingin mengulik angka itu. Gosh sejak kapan aku jadi bermental seperti orang yang detail memeriksa apa arti angka untuk menandai keberadaan kita di dunia ini.
Satu contoh hanya karena aku berumur 27 tahun dan hebatnya sepertinya aku ini macam looser aja. Kau tahu semacam manusia yang gak tahu harus bagaimana keluar dari lubang hitamnya.
Aku tahu, seharusnya aku tidak ambil pusing. Maksudku aku sedang berada dipuncaknya.tubuhku tidak menggelambir, aku memiliki wajah yang tidak bisa dibilang jelek.
ketika kubandingkan dengan masa ABG ku, aku lebih menikmati masa sekarang. Satu hal teman-temanku yang mengalami masa jaya ketika smp dan sma sat -saat ini masa jayanya hilang ditenggelamkan jaman.
Sedangkan aku? Adorable semua orang mengatakan saat ini aku angsa( well aku harus bangga atau aku harus berpikir bahwa dulu apakah aku berarti si itik buruk rupa). Ah sudahlah pada dasarnyan I love my self now.
Yang membuatku berpikir adalah bagaimana mungkin ditengah jaya usiaku.aku masih dibingungkan dengan hormonku.
Maksudku kenapa aku masih dipusingkan dengan segala macam persoalan. Yang sepertinya aku tidak bisa menghindarinya. Satu misal dulu aku menghindari yang namanya pacaran.
Gak tahu kenapa kupikir waktu itu, bikin repot aja. Dan kau tahu sampai beberapa tahun usia mudaku tak terisi pria. Kalaupun pria-pria begitu banyak yang mampir dirumahku dan disekelilingku.
Yang betul saja, aku humas organisasi yang sebagian besar anggotanya cowok. Kedua sahabatku kebanyakan cowok. Ayahku pernah mengira salah satu dari mereka yang sering bertandang kerumah. Dipikir akan menjadi pacarku.
Oh tampaknya ayahku sangat berharaap aku bakal berpacaran. Namun tampaknya harapan itu masih jauh. Aku tidak terpikir mempunyai perasaan ke mereka selain rasa sukaku berada diantara mereka. Itu saja.
Dan ayahku tidak bakal memaksa kehendaknya.dan cowok-cowok itu juga gak berharap kalau aku bakal jadi pacar mereka.
Bayangin aja aku ini bukan perempuan dimata mereka. Jadi wajar akhirnya aku memang hanya berteman. Dan aku memang suka bersahabat dengan pria.
Jadi lupakan bagaimana ketika aku bertanya kenapa susah sekali membangkitkan rasa sukaku ke mereka?m
Gak ada satupun yang bisa menjawabnya. Kukira bintang dilangit juga belum memberiku peruntungan untuk menjatuhkan keajaiban cupid ke dalam hatiku.
Sampai suatu waktu, ketika tahun ini umurku bukan hanya sekedar angka yang terus berjalan. Ayahku mengatakan kalau saja aku sedikit normal.
Whattt??? Papi aku normal. Normal pengen juga jatuh cinta dan pria itu juga jatuh cinta kepada putrimu. Hanya saja saat ini aku belum mempunyai perasaan itu untuk pria-pria yang ada disekelilingku.
Sepertinya terasa salah aja kalau aku cepat-cepat ingin mewujudkannya. Aku menelepon ayahku. Kami bercakap-cakap.
Ahaaaa, kejutan. Ayahku bersorak girang ketika kukatakan yah aku pengen menikah dan aku gak tahu bakal menikah dengan siapa.tapi herannya kenapa ayahku tampaknya bahagia.
Aku kan hanya bilang punya pikiran menikah. Bukan akan menikah. Tapi baiklah. Tak apalah toh kalau bikin ayahku lega itu berarti bagus. Tapi sebentar, kenapa ayahku begitu bahagia.
Itu ungkapan wajarkan kalau akhirnya aku timbul pikiran (ingin menikah). Jadi setelah kukorek dengan tidak amat kentara. Aku baru sadar ayahku mengira kalau aku tidak normal.
Gosh ayahku punya pikiran gila. Aku dipikir selama ini karena tidak menunjukkan rasa tertarik kepada pria aku di kira 'abnormal'.
Well rupanya selera humor ayahku perlu diperbaiki. Dan demi tuhan seharusnya ayahku jual mahal terhadap pria-pria yang bakal menyerbu anaknya ;)
Lupakan saja ayahku bukan macam itu. Jadi wajar saja justru aku yang rada kuatir ayahku tampaknya iya saja menikahkanku kalau aku bilanh terhadapnya kalau saat ini aku tergila-gila dengan seorang pria.
Apakah aku berada diusia krisis??? Apakah aku berada diusia yang gak bisa pitchi-pitchi githu. Oh no aku masih berhak bukan menyamankan hatiku.
Yah aku masih memegang sisi romantis. Maksudku ketika nanti menikah aku ingin segalanya tepat. Seseorang yang tepat tanpa aku memaksa.dan please aku mohon aku tahu aku bukan ABG.
Tapi aku masih berhak "memilih" dengan siapa aku inginkan?????
Jadi lupakan saja nasihat-nasihat gila kalau hanya karena usiaku aku harus bersama seseorang yang aku tahu bukan dia untukku.ayahku saja tidak menyuruhku berburu-buru hanya supaya anak gadisnya terselamatkan dari julukan "lajang".
Jadi stop it mengatakan aku pemilih. Yes I am a pitchi ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar