Hujan deras mengguyur. Bee melihat dijendela peraduannya. Dia menghela nafas. Dilihatnya awan mendung begitu pekat tebalnya. Bee yakin hari ini hujan akan turun dalam waktu yang lama.
Hela nafasnya membuncah. Bee tidak begitu menyukai hujan. Baginya hujan dan awan mendung yang dilihatnya saat ini seperti menampakkan suasana hati yang dialaminya akhir-akhir ini.
Bee tahu seharusnya dia bersyukur hujan akhirnya turun. Karena biasanya hujan turun membawa perubahan keesokannya.
Ladang bunga yang disenanginya biasanya tampak lebih banyak bunga bermekaran dan tanah basah yang harumnya terbawa angin mampu membuat bee bisa menikmati setiap detiknya ketika berlama-lama mnghisap madu.
Tapi bee benci dengan suasana hujan yang ditimbulkannya. Sepi, muram, dan tiba-tiba saja apa yang di sekelilingnya terasa salah.
Bee beranjak dari jendela. Membuka pintunya dan membiarkan angin kencang bersamaan dengan percikan air hujan menghempas masuk ke dalam sarangnya. Meyakinkannya bahwa hujan tidak akan menyakiti dirinya bee keluar.
Dingin, buliran air yang keras menghempas badannya. Tampaknya hujan kali ini tiada ampun turun membasahi bumi.
Sayup-sayup terdengar dengungan lebah. Bee melihatnya. Bona sahabatnya yang lama menghilang. Masih berpelukan dengan diguyur air hujan. Bee masih tidak percaya bona sahabat masa kecilnya ada didepan mata.
Bona melihat bee bak mata elang yang mengamati tanpa secuil terluput dari pengamatannya.
"Kau makin cantik bee" ucapnya
"Terima kasih"
"Jadi apa yang kau lakukan sekarang? Siapa yang mampu akhirnya meruntuhkan hatimu bee"
"Ada, tapi tak sesuai dengan keinginan"
Bona tertawa mendengar penjelasan bee.
"Tapi kau bahagia?"
Bee tidak menjawab segera.bahagia? Oh bee jadi terlupa. Sejak peristiwa play boy lebah tampaknya kehidupan bee terasa samar-samar saja.
Yah suatu waktu ketika keadaan sesuai dengan keinginan bee tampaknya kebahagiaan sedang menghampirinya. Namun jika suasana berbalik jauh, dari keinginan bee berarti tampaknya kebahagiaan sedang jauh dari kehidupannya.
"Aku bingung"
Bona tertawa lagi mendengar penjelasan bee
"Apa yang membuatmu bingung untuk mengatakan bahwa kau bahagia bee"
"Yah aku bingung hidupku berbeda dengan lebah lainnya bona. Kenapa tampaknya kehidupanku tidak tampak biasa saja"
"Kau harus berterima kasih kepadaNYa, tuhan tidak melukis kehidupanmu dengan biasa-biasa saja" sahut bona
"Nah itu justru itu yang membuatku bertanya tampaknya bagi lebah yang lainnya begitu mudah menjalani proses ini tapi untukku kenapa aku berbeda.aku tidaksesederhana itu" kilah bee
Bee terbang mengitari peraduannya. Dia yakin bona tidak akan mengerti. Karena dilihatnya kehidupan bona dirasa bee paling normal.
Bona sedang mengibaskan badannya,kemudian dia mendekati bee
"Kau tahu dari dulu aku selalu beranggapan kau berbeda bee, kau special kau tahu itu. Itulah kenapa Tuhan melukisa kehidupanmu dengan tidak biasa.
Kalau saat ini kau merasa bahwa perlakuan Tuhaan kepadamu berbeda. Kau hanya perlu bersabar dan meminta untuk diberi kemudahan. Itu saja kok"
Bee termenung dengan perkataan bona.
"Hmm tapi apa salahnya kalau aku juga mengalami hal itu dengansesederhana mungkin"
Bona mengedikkan bahunya.
"Tapi kau tahu tidak yang benar-benar tahu diri kita adalah Tuhan bee. Aku yakin dirimu tidak sesederhana perkiraanmu selama ini. Jadi aku yakin jika nanti tiba saatnya, kau bakal tahu semua keindahan dari lukisan Tuhan yang tidak sederhana ini dalam kehidupanmu.
Bee memeluk bona
"Terima kasih, sudah lama aku tidak mendengar kata-kata menyejukkan seperti ini"
Bona mencium bee, tampaknya hujan deras hari itu berhenti. Dikejauhan langit yang masih temaram. Tampak pelangi mulai menyembul menampakkan warna yang ceria dan indah.
Bee tersenyum. Wah kalau tidak ada hujan bagaimana mungkin pelangi ini muncul bukan?.
Tampaknya hujan bukan hal yang menyebalkan bee sekarang ini. Bee mulai belajar mencintai hujan kalau dia ingin melihat pelangi menyembul dilangit-langitnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar