Saya sedang berangkat mandi ketika tiba-tiba BBM saya berbunyi. Sahabat saya . Oke akhirnya saya urungkan mandinya. Saya terus menggerakkan scroll BB. Maklum curhatan sahabat saya lewat tulisan lumayan panjang juga. Akhirnya selesai juga dia menulis uneg-unegnya.
Saya termenung sebentar setelah mendengar keseluruhan curhatan sahabat. Dia mengatakan bahwa dampak dari sifatnya yang gak enakkan hal itu semakin menyulitkan dirinya. Sahabat saya sedang dilanda kekuatiran teramat sangat terhadap sesuatu . Yah wajar sih secara kami baru saja mengalami kejadian kalau dibilang sih silly. Suatu waktu ada sahabat saya lainnya mengajak saya untuk makan steak di dikawasan cipete. Mampus karena saya beserta 3 sahabat saya lainnya juga berencana ketempat itu. Hmm bingung karena gak mungkin juga saya satukan pertemuan itu. Karena suatu sebab. Saya yakin saya memang harus memenuhi undangan salah satu saja. Alasan yang saya gunakan untuk menolak ajakan sahabat, bahwa saya malas makan steak. Dengan mudah pun sahabat menerima alasan saya.
Akhirnya saya jadi ketemu dengan 3 sahabat saya lainnya. Oke saya pikir ketika saya mengatakan bahwa kita bertiga ternyata diajak untuk makan diabuba dan kita bertiga memutuskan tidak ikut seharusnya kami memilih alternatif tempat pertemuan dong . Entah naas atau memang harus begitu jalannya, kami tetep nekat datang di steak yang berada dikawasan cipete (hmm kekonyolan kami ternyata muncul karena daging steak cipete yang memang rasanya sudah menancap dan menari-nari di otak kami alhasil kami nekat kesana). Hmm kami memilih kursi yang jauh dari teman saya satunya. Kami memilih ruangan non ac yang letaknya dibelakang. Kami perkirakan pastinya si dia tidak bakalan menempati ruangan itu. Masih dengan rasa berdebar-debar kami akhirnya menikmati hidangan. Nah ini tragedinya. Mungkin juga karena sudah waktunya ketahuan atau apa. Teman saya bisa-bisanya kenapa sih lewat belakang. Alhasil mau gak mau karena kami bertiga sudah ke pregok ketahuan boong, sumpah kami hanya melongo diem dan gak ada yang bereaksi. Sepertinya yang terjadi ya udah terjadilah. Reaksi kami beda-beda. Saya terbengong-bengong. Teman saya satunya tanpa mimik apapun sedangkan yang lainnya sedikit pucat dan sepertinya dia juga akhirnya tidak berselera memakan dagingnya hahahhaa. Hmm kalau dipikir kejadian itu sebenarnya lucu banget. Bagaimana bisa kita yang udah tahu menolak ajakan makan ditempat yang sama eh kok yah masih nekat datang ditempat itu juga. Semua orang mengatakan bahwa kami bertiga sinting atau tolol??. Gossshhh.
Sampai saat ini kami belum bertegur sapa. Hmm bukan karena kami gak berusaha minta maaf. Hanya saja ketika kami sudah terlalu lelah selalu diposisi ini akhirnya tampak bagi kami untuk membiarkan saja apa yang terjadi. Kejadian seperti ini entah kenapa sering terjadi terhadap persahabatan kami ( mungklin kebanyakan anggota,kali yah hehe). Hmm akhirnya suatu waktu sahabat saya mengatakan saya gak mau kehilangan sahabat lagi hanya karena alasan sepele kayak gini. Saya mengerti perasaannya . Karena saya juga sangat sangat mencinta semua sahabat-sahabat saya yang sudah ada dirantai kehidupan saya.
Hmm mungkin berbicara dengan berterus terang hal-hal yang menjadi ganjalan adalah hal penting. Tentunya pengertian besar juga diperlukan karena jujur saja semakin kita terlalu menjaga perasaan sebenarnya makin membuat persahabatan gak jujur bukan? So mari kita bicara kalaupun ada yang gak sesuai dengan keinginan kita, yakinlah plss persahabatan kita terlalu enteng untuk diputusin untuk hal-hal salah paham seperti ini .dan semoga kekuatiran sahabat saya mampu terjawab nanti ketika kami semua berbicara dari hati ke hati.
Saya termenung sebentar setelah mendengar keseluruhan curhatan sahabat. Dia mengatakan bahwa dampak dari sifatnya yang gak enakkan hal itu semakin menyulitkan dirinya. Sahabat saya sedang dilanda kekuatiran teramat sangat terhadap sesuatu . Yah wajar sih secara kami baru saja mengalami kejadian kalau dibilang sih silly. Suatu waktu ada sahabat saya lainnya mengajak saya untuk makan steak di dikawasan cipete. Mampus karena saya beserta 3 sahabat saya lainnya juga berencana ketempat itu. Hmm bingung karena gak mungkin juga saya satukan pertemuan itu. Karena suatu sebab. Saya yakin saya memang harus memenuhi undangan salah satu saja. Alasan yang saya gunakan untuk menolak ajakan sahabat, bahwa saya malas makan steak. Dengan mudah pun sahabat menerima alasan saya.
Akhirnya saya jadi ketemu dengan 3 sahabat saya lainnya. Oke saya pikir ketika saya mengatakan bahwa kita bertiga ternyata diajak untuk makan diabuba dan kita bertiga memutuskan tidak ikut seharusnya kami memilih alternatif tempat pertemuan dong . Entah naas atau memang harus begitu jalannya, kami tetep nekat datang di steak yang berada dikawasan cipete (hmm kekonyolan kami ternyata muncul karena daging steak cipete yang memang rasanya sudah menancap dan menari-nari di otak kami alhasil kami nekat kesana). Hmm kami memilih kursi yang jauh dari teman saya satunya. Kami memilih ruangan non ac yang letaknya dibelakang. Kami perkirakan pastinya si dia tidak bakalan menempati ruangan itu. Masih dengan rasa berdebar-debar kami akhirnya menikmati hidangan. Nah ini tragedinya. Mungkin juga karena sudah waktunya ketahuan atau apa. Teman saya bisa-bisanya kenapa sih lewat belakang. Alhasil mau gak mau karena kami bertiga sudah ke pregok ketahuan boong, sumpah kami hanya melongo diem dan gak ada yang bereaksi. Sepertinya yang terjadi ya udah terjadilah. Reaksi kami beda-beda. Saya terbengong-bengong. Teman saya satunya tanpa mimik apapun sedangkan yang lainnya sedikit pucat dan sepertinya dia juga akhirnya tidak berselera memakan dagingnya hahahhaa. Hmm kalau dipikir kejadian itu sebenarnya lucu banget. Bagaimana bisa kita yang udah tahu menolak ajakan makan ditempat yang sama eh kok yah masih nekat datang ditempat itu juga. Semua orang mengatakan bahwa kami bertiga sinting atau tolol??. Gossshhh.
Sampai saat ini kami belum bertegur sapa. Hmm bukan karena kami gak berusaha minta maaf. Hanya saja ketika kami sudah terlalu lelah selalu diposisi ini akhirnya tampak bagi kami untuk membiarkan saja apa yang terjadi. Kejadian seperti ini entah kenapa sering terjadi terhadap persahabatan kami ( mungklin kebanyakan anggota,kali yah hehe). Hmm akhirnya suatu waktu sahabat saya mengatakan saya gak mau kehilangan sahabat lagi hanya karena alasan sepele kayak gini. Saya mengerti perasaannya . Karena saya juga sangat sangat mencinta semua sahabat-sahabat saya yang sudah ada dirantai kehidupan saya.
Hmm mungkin berbicara dengan berterus terang hal-hal yang menjadi ganjalan adalah hal penting. Tentunya pengertian besar juga diperlukan karena jujur saja semakin kita terlalu menjaga perasaan sebenarnya makin membuat persahabatan gak jujur bukan? So mari kita bicara kalaupun ada yang gak sesuai dengan keinginan kita, yakinlah plss persahabatan kita terlalu enteng untuk diputusin untuk hal-hal salah paham seperti ini .dan semoga kekuatiran sahabat saya mampu terjawab nanti ketika kami semua berbicara dari hati ke hati.
trus gimana caranya ngajak dia biacara, cuy?
BalasHapuswah ngajak siapa nih ? hhhiihiih
BalasHapus